【Taiwan】 Ibu M.J.
Periode Pemberian Beasiswa: 3-Juli-2018 sampai 22-Agustus-2019
Nama Sekolah: National Taiwan Normal University – Mandarin Training Center
■Latar Belakang Pengajuan Aplikasi Beasiswa RHF
Di Jepang, saya dulu adalah sukarelawan yang membantu para tuna rungu dengan menggunakan bahasa isyarat. Di Jepang tampaknya sudah ada kemajuan sampai taraf tertentu dalam memahami para tuna rungu secara umum, sehingga ada berbagai peluang kerja dan dukungan bagi mereka. Namun saya mengetahui bahwa ada banyak negara di mana pemahaman dan dukungan untuk para tuna rungu belum mencukupi, dan bahkan di beberapa negara tidak ada sistem bahasa isyarat lokal. Jadi, walaupun hanya dengan kemampuan saya yang terbatas, saya ingin memberikan bantuan di negara tersebut, dan saya ingin datang ke Taiwan sebagai sukarelawan bagi para tuna rungu dengan menggunakan bahasa isyarat. Saya memutuskan untuk datang ke Taiwan pada musim semi tahun 2016. Meskipun kedua-duanya adalah bahasa isyarat, tetapi bahasa isyarat Jepang dan bahasa isyarat Cina di Taiwan berbeda (bahasa isyarat Cina di Taiwan menyerap setengah dari isyarat-isyarat dari bahasa isyarat Jepang karena bahasa isyarat baru masuk ke Taiwan selama era pendudukan Jepang di Taiwan). Selama beberapa tahun awal saya di Taiwan, saya sangat ingin belajar bahasa isyarat Cina sehingga waktu pun berlalu dengan cepat. Ketika kesulitan saya dalam berbahasa isyarat Cina berkurang, saya mulai menyadari bahwa banyak isyarat-isyarat yang berasal dari bahasa Cina, dan saya harus dapat berkomunikasi dalam bahasa Cina dengan anggota keluarga para tuna rungu, dan saya juga perlu menjadi penerjemah bagi para tuna rungu. Saya merasa bahwa jika saya dapat berbahasa Cina dengan baik, saya akan dapat berbuat lebih banyak, jadi saya ingin mulai belajar bahasa Cina dengan serius.
Pada waktu itu saya belajar bahasa Cina secara otodidak yaitu dengan mendengarkan acara di radio NHK. Karena saya perlu lebih sering menggunakan bahasa isyarat setiap hari, maka saya tidak bisa meningkatkan kemampuan berbahasa Cina; saya mencoba mencari jalan keluarnya. Pada waktu itulah ada seorang rekan sukarelawan di Taiwan yang memberi tahu tentang program beasiswa ini, dan saya memutuskan untuk mengajukan aplikasi beasiswa.
■Menengok kembali hari-hari sewaktu saya masih sebagai murid penerima beasiswa
Saya sangat sibuk belajar bahasa Cina setiap hari, saya merasa bahwa bahkan dulu sewaktu masih anak sekolah, saya tidak belajar sebanyak sekarang. Kalau saya memikirkannya kembali, rasanya saya sudah belajar bertahun-tahun non-stop. Saya sangat antusias mengikuti pelajaran-pelajarannya, jadi sewaktu pulang sekolah, saya langsung ke perpustakaan untuk mengerjakan PR selama 2 jam, bahkan ada kalanya sewaktu saya pulang ke rumah, saya langsung terus belajar lagi.
Namun jika dibandingkan dengan belajar secara otodidak yaitu dengan mendengarkan radio, cara belajar di sekolah bahasa memungkinkan saya bisa langsung bertanya kepada sang guru sewaktu ada hal yang tidak saya pahami. Selain itu, suasana kelasnya sangat baik karena ada teman-teman sekelas yang belajar bersama-sama kita, hal itu membantu mempercepat kemajuan berbahasa saya.
Sebagai murid penerima beasiswa, sejujurnya saya merasakan adanya tekanan untuk mencapai target nilai 90 di kelas saya. Nilai itu bisa dicapai dengan mengikuti tes mendengarkan, tes mingguan, ujian semester, berkelakuan baik di dalam kelas, mengerjakan PR-PR, tingkat kehadiran kita di setiap kelas dan lain-lain. Walaupun demikian saya menghargai adanya tekanan dari program beasiswa tersebut karena dapat mendorong diri saya, sehingga hasilnya saya dapat belajar banyak hal-hal yang baik.
■Situasi dan Aktivitas Saat ini
Waktu berlalu dengan cepat. Saya berhasil menyelesaikan satu tahun masa sekolah saya. Terima kasih kepada RHF sehingga saya dapat menyelesaikan pelajaran sampai buku yang ketiga. Tentu saja masih ada hal-hal yang saya tidak mengerti, tetapi sekarang saya lebih percaya diri dalam berkomunikasi secara sederhana sehari-hari. Saya juga merasakan dampak positif dalam aktivitas saya di daerah berbahasa isyarat. Sekarang setelah saya bisa mengerti bahasa Cina dengan lebih baik, saya juga dapat mengerti asal kata dari isyarat-syarat dalam bahasa Cina. Saya jadi bisa berkomunikasi dalam bahasa Cina dan bahasa isyarat sewaktu berbicara dengan sekelompok orang yang perlu belajar bahasa isyarat. Saya merasa lebih senang lagi karena hal-hal yang bisa saya lakukan untuk membantu menjadi semakin bertambah banyak.
■Harapan-harapan Masa Depan
Sebelumnya saya sedikit berharap bahwa jika setelah selesai belajar bahasa selama setahun, bahasa Cina saya akan lancar, tetapi tampaknya keadaan saya tidaklah demikian. Bahasa Cina tetap seperti “bahasa asing” bagi saya. Namun yang berbeda dengan yang dulu adalah setelah saya mengetahui pengetahuan dasar dari sekolah bahasa, sewaktu ada hal yang saya tidak mengerti, saya tidak khawatir karena saya bisa memeriksa kembali buku pelajaran saya. Dan saya merasa bahwa saya terus membuat kemajuan secara bertahap. Tidak ada akhir dalam belajar bahasa. Saya ingin terus belajar setiap hari dan terus bekerja untuk mencapai tujuan saya dalam membantu para tuna rungu di Taiwan yang adalah tujuan awal saya datang ke Taiwan.
■Bagi Mereka yang Mempertimbangkan Pengajuan Aplikasi Program Beasiswa RHF
Belajar bahasa itu memerlukan waktu. Saya pikir Anda akan menghabiskan waktu yang sangat berarti dengan belajar di sekolah bahasa dan belajar dengan bantuan dana beasiswa yang memberikan tekanan positif untuk mencapai target nilai tertentu, karena itu adalah persyaratan dari program beasiswanya. Mungkin Anda akan menjadi sangat sibuk dan capek tapi berupayalah untuk menikmati waktu-waktu yang tak bisa tergantikan itu! Saya juga berpikir bahwa kesempatan untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai usia dan negara yang berbeda, itu adalah manfaat tambahan dengan mengikuti sekolah bahasa. Saya mendukung Anda!
【Italia】 Ibu T.H.
Periode Pemberian Beasiswa: 1-Desember-2018 sampai 31-Mei-2019
Nama Sekolah: Sekolah Bahasa Reggio Lingua, Italia.
■Latar Belakang Pengajuan Aplikasi Beasiswa RHF
Bahasa yang saya perlu pakai dalam aktivitas kontribusi sosial di Italia adalah bahasa Cina. Karena banyak orang tidak mengerti bahasa Inggris di Italia, jadi penggunaan bahasa Italia sampai taraf tertentu di negara ini adalah sesuatu yang penting, misalnya sewaktu mengurus visa, asuransi kesehatan, kartu tanda pengenal dan lain-lain, serta dalam aktivitas sehari-hari dan kegiatan kontribusi sosial. Selain itu, kemampuan berbahasa Italia juga diperlukan dalam pekerjaan. Maka saya merasa perlu untuk belajar di sekolah bahasa Italia. Tetapi biaya sekolahnya mahal dan itu membebani saya karena saya perlu menanggung biaya hidup di luar negeri, membayar biaya sekolah sambil melakukan aktivitas kontribusi sosial sebagai sukarelawan. Dan pada waktu itulah saya mengetahui tentang adanya program beasiswa RHF, jadi saya mengajukan aplikasi beasiswa ini.
■Menengok kembali hari-hari sewaktu saya masih sebagai murid penerima beasiswa
Bahasa Italia adalah bahasa yang kompleks dan banyak kendalanya jika belajar secara otodidak.
Saya belajar bahasa dengan guru orang Italia lokal di sebuah sekolah bahasa setempat, dan saya belajar tata bahasa Italia yang menyeluruh dari perspektif yang lebih praktis digunakan. Selain itu, belajar secara kelompok di sekolah bahasa lebih bermanfaat dibandingkan dengan belajar secara otodidak yang terbatas dalam hal mendengarkan dan percakapan dasar. Memang hal itu tidak mudah karena perlu banyak waktu dan tenaga karena saya harus pergi ke sekolah, mengerjakan PR-PR di rumah sambil melakukan aktivitas kontribusi sosial saya sebagai sukarelawan. Tetapi jika membandingkannya dengan waktu dan tenaga untuk belajar secara otodidak, sebenarnya manfaat mengikuti sekolah bahasa jauh lebih besar.
■Situasi dan Aktivitas Saat ini
Saat ini saya bekerja selama 70 jam per bulan untuk aktivitas kontribusi sosial. Kami telah bekerja dengan lebih dari 100 orang Cina yang tinggal di Italia dan kami sedang berupaya untuk memahami situasi saat ini dan membina hubungan saling mempercayai dengan mereka. Beberapa dari mereka tinggal di dalam pabrik pakaian yang pada awalnya pabrik itu dibangun bukan untuk menjadi tempat tinggal, tapi suatu tempat yang seperti “rumah pabrik.” Dalam lingkungan yang seperti itu, para orang tua seringkali terpaksa harus bekerja sepanjang hari, sedangkan anak-anak mereka, selain pergi ke sekolah, anak-anak hanya dapat berdiam diri di dalam rumah pabrik mereka. Akibatnya, ada kendala bahasa dan budaya di dalam kehidupan sosial mereka, dan lingkup teman-teman mereka sangat terbatas karena dampak kondisi seperti itu.
Dengan bantuan beasiswa RHF, saya dapat belajar pengetahuan dasar bahasa Italia. Saya bisa bekerja sama dengan para Kontributor Sosial setempat di Italia untuk membantu anak-anak tersebut agar mereka dapat membangun persahabatan dengan orang lain dan dapat mengatasi tekanan dalam kehidupan mereka yang mana hal-hal tersebut adalah masalah yang cukup khas dialami oleh para imigran.
■Harapan-harapan Masa Depan
Ada berbagai macam kondisi kehidupan dan masalah-masalah yang dihadapi para imigran Cina di Italia. Misalnya, kalau anak mereka lahir dan dibesarkan di Italia, kemudian masuk ke sekolah setempat, anak-anak dan orang tua mungkin menghadapi masalah komunikasi dalam bahasa Cina. Dalam kasus yang lainnya, ada orang tua yang datang ke Italia lebih dahulu, dan beberapa tahun kemudian sewaktu kondisi ekonomi mereka lebih mapan, anak-anak mereka menyusul datang ke Italia. Dalam kasus seperti ini, anak-anak akan menghadapi kesulitan dalam berkomunikasi di sekolah dan beradaptasi di masyarakat. Masalah lainnya adalah anak-anak yang seperti itu akan kesulitan dalam berkomunikasi dengan baik dengan orang tua mereka yang telah meninggalkan kampung halaman untuk waktu yang lama. Selain itu, komunikasi antara pihak sekolah dan para orang tua tersebut seringkali juga lemah. Oleh karena itu, agar bisa menolong mereka, saya akan terus berupaya keras meningkatkan kemampuan bahasa Italia saya.
■Bagi Mereka yang Mempertimbangkan Pengajuan Aplikasi Program Beasiswa RHF
Sebagai seorang Kontributor Sosial, Anda mungkin akan setuju bahwa untuk dapat terus melanjutkan aktivitas kita, kita perlu cadangan secukupnya dalam hal kekuatan fisik dan kondisi hati kita. Selain itu, menjalani hidup baru di luar negeri dan melakukan aktivitas kontribusi sosial bisa jadi lebih sulit daripada yang kita bayangkan pada awalnya, tidak hanya dalam hal biaya-biayanya, tetapi juga kekuatan fisik dan mental. Maka jika Anda dapat memanfaatkan program beasiswa ini dengan sebaik-baiknya, ini dapat mengurangi biaya-biaya yang mengkhawatirkan Anda. Dan bagi para rekan penerima beasiswa, perhatikanlah kesehatan Anda termasuk aspek emosional selama Anda belajar, dan jagalah pola hidup yang seimbang agar Anda dapat tetap berfokus kepada tujuan awal Anda melakukan kegiatan kontribusi sosial.
【Taiwan】 Bapak Y.K.
Periode Pemberian Beasiswa: 15-Maret-2018 sampai 30-Agustus-2019
Nama Sekolah: National Cheng Kung University – Chinese Language Center
■Latar Belakang Pengajuan Aplikasi Beasiswa RHF
Menurut pendapat saya, hal yang penting bagi para sukarelawan Kontributor Sosial di luar negeri adalah mengenal penduduk lokal dan memahami budaya mereka. Maka saya berpikir bahwa langkah awalnya adalah dengan mempelajari bahasanya. Pada awalnya saya mencoba belajar bahasa secara otodidak, tetapi saya menghadapi kendalanya seraya saya mencoba hal itu. Saya menyadari pentingnya proses belajar yang sistematis, pentingnya belajar di sekolah bahasa. Akan tetapi biaya sekolahnya menjadi kendala bagi saya untuk mengikuti sekolah bahasa. Saya bekerja sebagai sukarelawan untuk membantu para tuna rungu untuk memperbaiki kualitas hidup mereka, dan pada waktu itulah saya mengetahui tentang program beasiswa RHF. Saya suka akan tujuan dari yayasan ini. Saya mengajukan aplikasi untuk beasiswa RHF dan dari dukungan yang saya terima tersebut, saya berharap dapat terus membantu sebanyak mungkin orang-orang yang menderita.
■Menengok kembali hari-hari sewaktu saya masih sebagai murid penerima beasiswa
Di Jepang ada ungkapan tentang: “memakai dua pasang sandal”. Artinya adalah melakukan dua aktivitas yang berbeda pada waktu yang bersamaan adalah hal yang sangat sulit bahkan bisa jadi tidak memungkinkan. Jadi saya menyadari bahwa kenyataannya lebih sulit daripada yang saya bayangkan sebelumnya yaitu belajar bahasa sambil melakukan kegiatan kontribusi sosial, tidak hanya dalam hal pengaturan waktunya, tetapi juga untuk kondisi fisik saya sendiri. Selain itu, sewaktu saya belajar di sekolah bahasa, setiap 3 bulan sekali saya juga menghadapi tantangan untuk memenuhi biaya hidup saya. Namun saya menikmati pengalaman tersebut dan merasa sukacita sewaktu saya berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan itu. Seraya saya semakin mengerti bahasa Cina, saya pun dapat memperluas aktivitas pekerjaan sukarelawan, dan hasilnya saya merasakan kepuasan yang mendalam. Ada saat-saat ketika saya merasa putus asa sewaktu menjadi murid beasiswa, tetapi sekarang saat saya menengok kembali hari-hari itu, saya merasa itu adalah hal yang memuaskan dalam kehidupan saya. Saya juga berpikir bahwa jika saya bisa lebih mengurangi kesulitan keuangan, maka saya dapat lebih mendalami untuk mempelajari bahasa dan budaya setempat.
■Situasi dan Aktivitas Saat ini
Sekarang saat saya telah menyelesaikan sekolah bahasa melalui program beasiswa ini, saya berfokus sepenuhnya dalam aktivitas kontribusi sosial. Dan setelah belajar bahasa Cina, hal itu membantu saya menjadi lebih tanggap kepada para tuna rungu, sehingga hal-hal yang dapat saya lakukan untuk membantu mereka pun semakin bertambah banyak. Selain belajar bahasa isyarat, saya juga dapat berpartisipasi dalam mengajar bahasa isyarat kepada para pemula. Program beasiswa ini sangatlah berperan penting dalam mendukung saya, tidak hanya untuk belajar bahasa tetapi juga untuk dapat berbuat lebih banyak dalam kegiatan kontribusi sosial.
■Harapan-harapan Masa Depan
Saya sangat bersyukur bertemu banyak orang dan memperluas bidang kegiatan kontribusi sosial saya yang dapat tercapai melalui sekolah bahasa selama satu tahun dengan bantuan program beasiswa RHF. Dan, untuk memanfaatkan kesempatan berharga ini, saya ingin meningkatkan pemahaman saya tentang bahasa dan budaya setempat. Selain itu, masih dibutuhkan banyak kontributor sosial di beberapa daerah tertentu, jadi saya berharap saya bisa pergi ke daerah-daerah itu. Mengenai program beasiswa RHF, semoga ini bukanlah kontak kita yang terakhir, namun saya berharap bisa melakukan sesuatu untuk RHF juga. Saya percaya bahwa dengan memberikan upaya terbaik saya dalam kegiatan kontribusi sosial dan bekerja sama dengan RHF, itu adalah kesempatan yang berharga bagi saya. Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan penghargaan saya kepada RHF dan pendiri yayasan ini karena telah memberi saya kesempatan yang berharga ini. Terima kasih banyak.
■Bagi Mereka yang Mempertimbangkan Pengajuan Aplikasi Program Beasiswa RHF
Sewaktu saya menerima beasiswa RHF untuk pertama kalinya, saya mengalami beberapa proses coba-dan-ralat, dan saya jadi bertanya-tanya apakah semuanya bisa berjalan lancar. Yang akan saya sarankan untuk program beasiswa ini adalah: Cobalah secara proaktif untuk mengambil langkah pertama mengajukan aplikasi Anda. Tentu saja, akan ada hal-hal yang tidak selalu bergerak maju secepat yang Anda harapkan. Namun, beasiswa ini telah memberi saya kesempatan yang baik untuk mempertimbangkan tujuan masa depan saya dengan lebih spesifik. Maka, saya sangat menganjurkan agar Anda mempertimbangkan baik-baik tujuan masa depan Anda. Dan jika Anda punya kesempatan, saya menganjurkan Anda untuk memanfaatkan sebaik-baiknya hal-hal bermanfaat yang dapat diraih sewaktu di sekolah bahasa dan memperluas kegiatan kontribusi sosial untuk diri Anda sendiri.